MAKASSAR PROVINSI - AN OVERVIEW

makassar provinsi - An Overview

makassar provinsi - An Overview

Blog Article



Bandara Hasanuddin juga memiliki taksi khusus Bandara dengan harga yang bervariasi sesuai dengan location dari daerah yang dituju serta shuttle bus khusus yang melayani jalur dari dan ke bandara baru. Bahkan banyak taksi-taksi yang gelap yang juga menawarkan jasa kepada penumpang yang baru tiba di Makassar. Pada tahun 2009 diharapkan landasan pacu yang baru telah rampung dan bisa digunakan.[thirty]

Makassar’s craft extends to intricate filigree work viewed while in the jewelry in the Bugis and Makassarese individuals. Go to the workshops exactly where sensitive strands of gold and silver are magically reworked into elaborate earrings, necklaces, and bracelets.

Selain menawarkan keindahan hutan mangrove yang rimbun, di sini pengunjung juga dapat menikmati wisata edukasi membuat batik dengan pewarna alami dari mangrove. 

Already a flourishing port when the Portuguese arrived while in the 16th century, Makassar subsequently came under the Charge of the Dutch, who constructed a trading station in 1607 And eventually deposed the sultan in 1669.

The shipwrights’ hammers ring out With all the rhythm of inherited understanding, Every single strike shaping the timber into seaworthy titans.

Makassar has the type of browsing malls you would probably discover in another key Indonesian metropolis, nothing at all quite inspiring. The most important contain:

The “Stone Forest” is said for being the second-major karst landscape on the globe, featuring a number of adventures in and within the limestone cliffs. Within the Leang-Leang Cave, Stone Age inhabitants remaining handprints and an illustration of a babirusa

Para pemain menggunakan pakaian adat seperti passapu dan sarung, biasanya dimainkan oleh six orang pemain. Pertunjukan ini akan semakin menarik ketika para pemain mulai saling menopang hingga semakin tinggi dan tetap lihai memainkan bola dan tidak terjatuh ke tanah.

The city of Makassar is really a bustling cosmopolitan town, house to a diverse ethnic team that was the moment identified as Ujung Pandang.

The principle source of earnings from the Makassar is rice farming; having said that, Also they are popular all over Indonesia for his or her talent in buying and selling and as fishermen. This involves the harvesting of sea cucumbers, a exercise acknowledged in Indonesian as trepanging.[fourteen]

Pada awalnya, kegiatan perdagangan utama beras di Bandar Dunia ini adalah pemasaran budak serta suplai beras kepada kapal¬kapal VOC dan menukarkannya dengan rempah-rempah di Maluku. Pada tahun thirty-an di abad ke-eighteen, pelabuhan Makassar dibuka bagi kapal-kapal dagang Cina. Komoditi yang dicari para saudagar Tionghoa di Sulawesi, pada umumnya berupa hasil laut dan hutan seperti teripang, sisik penyu, kulit kerang, sarang burung dan kayu cendana, sehingga tidak dianggap sebagai langganan dan persaingan bagi monopoli jual-beli rempah-rempah dan kain yang didirikan VOC. Sebaliknya, barang dagangan Cina, terutama porselen dan kain sutera, dijual para saudagarnya dengan harga yang lebih murah di Makassar daripada yang bisa didapat oleh pedagang asing di negeri Cina sendiri. Adanya pasaran baru itu, mendorong kembali aktivitas maritim penduduk kota dan kawasan Makassar. Terutama penduduk pulau-pulau di kawasan Spermonde mulai menspesialisasikan diri sebagai pencari teripang, komoditi utama yang dicari para pedagang Cina, dengan menjelajahi seluruh Kawasan Timur Nusantara. Sejak pertengahan abad ke-18 para nelayan-pelaut Sulawesi secara rutin berlayar hingga pantai utara Australia, selama tiga sampai empat bulan lamanya membuka puluhan lokasi pengolahan teripang. Sampai sekarang, hasil laut masih merupakan salah satu mata pencaharian utama bagi penduduk pulau-pulau dalam wilayah Kota Makassar. Setetah Pemerintah Kolonial Hindia Belanda menggantikan kompeni perdagangan VOC yang bangkrut pada akhir abad ke-eighteen, Makassar dihidupkan kembali dengan menjadikannya sebagai pelabuhan bebas pada tahun 1846. Tahun-tahun berikutnya terjadi kenaikan volume perdagangan yang pesat, dan kota Makassar berkembang dari sebuah pelabuhan backwater kembali menjadi bandar internasional.

Raja-raja Makassar menerapkan kebijakan perdagangan bebas yang ketat, di mana seluruh pengunjung ke Makassar berhak melakukan perniagaan di sana dan menolak upaya VOC (Belanda) untuk memperoleh hak makassar sulawesi apa monopoli di kota tersebut.

UNM mempunyai one buah auditorium yang diberi nama Auditorium Amannagappa yang luasnya 2430 meter persegi dan Aula Lanto Dg. Pasewang yang luasnya 427 meter persegi. Kedua gedung pertemuan tersebut difungsikan sebagai tempat kegiatan sivitas akademika di lingkungan UNM bahkan dapat dipinjamkan kepada masyarakat yang membutuhkan pemakainnya.

Pelabuhan Paotere sekarang ini masih dipakai sebagai pelabuhan perahu-perahu rakyat seperti Pinisi dan Lambo dan juga menjadi pusat niaga nelayan.

Report this page